yes, wawancara ini cukup memberikan kesan yang mendalam bagi saya karena ini merupakan wawancara pertama saya dan bisa dikatakan berhasil. malam itu suasana wawancara cukup hangat di selingi derai tawa. diperjalanan pulang saya berfikir dan saya meyakini bahwa saya bisa menjadi seorang jurnalist!
simak wawancara saya dengan Endah 'n Rhesa
Endah N Resha
Ketika kebanyakan para musisi mengejar popularitas dengan menjual diri mereka kepada label rekaman dengan membawakan materi yang ditentukan oleh label dengan alasan tuntutan pasar dan dengan format yang umumnya sebuah group band lengkap dengan gitar, bass, drum, atau keyboard dan instrument lainnya yang memang dibutuhkan. Dengan konsep minimalis hanya dengan gitar dan bass secara akustik sepasang kekasih Endah Widiastuti dan Rhesa Aditya, membulatkan tekad mereka dengan segala idealis yang mereka punya untuk ikut bertarung dikerasnya Industri musik Indonesia. Demi mengejar kebahagiaan bagi mereka berdua dalam bermain musik, mereka hadir ditengah-tengah kita sebagai alternatif di saat industri musik indonesia yang menurut saya pribadi saat ini sedang dalam keadaan yang membosankan. Dengan rasa ingin tahu yang sangat besar mengenai mereka saya pun mencari tahu tentang mereka dan akhirnya saya diberi kesempatan untuk melihat live performance mereka dan bercengkerama dengan mereka sambil menikmati santap malam, berikut hasil pembicaraan saya dengan Endah N Rhesa
Awal mulanya terbentuk Endah N Rhesa tahun berapa?
Endah(E): Terbentuknya Endah N Rhesa itu sejak tahun 2004, awalnya kita berdua tergabung dalam sebuah band yang memainkan musik rock tapi lebih ke blues seperti Lenny Kravitz dan Alanis Morissete, karena kesibukan individu didalamnya sehingga mengakibatkan band tersebut tidak aktif lagi. Kebetulan kita berdua memang sering diskusi & sharing tentang musik, kita merasa ada kesamaan selera musik, maka akhirnya kita memutuskan untuk jalan berdua.
Music rock itu cenderung penuh distorsi, apa karena bosan dengan distorsi makanya kalian memainkan akustik?
Resha(R): Tujuan kita awalnya membuat musik untuk dimainkan berdua. Bagaimana kita bisa membuat musik untuk dimainkan berdua dan bagaimana men-serve musik yang kita mainkan ini. Karena kebutuhannya sejauh ini akustik maka untuk saat ini kita eksplorasi di akustik. Tapi tidak menutup kemungkinan jika di album kedua nanti kita menggunakan gitar elektrik, tergantung kebutuhannya dan eksplorasi dari masing-masing kita.
Kenapa hanya mengandalkan format gitar dan bass secara akustik tidak format band?
E: Awalnya kita berniat untuk mencari orang ketiga & keempat sebagai personel dengan format band, tapi agak sedikit sulit dan juga seiring waktu komunikasi kita berdua secara musikal sudah sangat baik dan chemistry yang ada sudah sangat kuat. Hingga suatu hari kami melihat penampilan yang sangat inspiring dari Bonita dibantu dengan teman-teman dari Cozy Street Corner, dengan format vokal diiringi dua gitar, dan jimbe musik mereka sudah hidup. Setelah melihat penampilan mereka akhirnya kita memantapkan tekad kita untuk bermain dengan format akustik.
Berarti Cozy Street Corner merupakan local heroes bagi kalian berdua? Bagaimana dengan musisi luar yang mempengaruhi kalian secara pribadi?
E: musisi yang membentuk format Endah N Rhesa itu memang Cozy Street Corner. Tapi kami pribadi ada musisi yang mempengaruhi, buat saya ada 4 John yang mempengaruhi saya secara pribadi John Frusciante dari Red Hot Chilli Peppers, John Mayer, John Scofield itu gitaris Jazz, john butler itu musisi indie terbesar di Australia.
R: kalau saya pribadi itu terpengaruh oleh dave Mathews Band, Peter Wooten seorang bassis, dan saya main bass karena Bondan Prakoso.
No Where To Go itu merupakan rilisan pertama kalian?
E: Bukan. “ Nowhere To Go” itu rilisan ke empat, sebelumnya kita pernah merilis EP dengan bermodalkan nekat dengan kualitas yang masih jauh dari kesan sempurna kita perbanyak cd sendiri trus jualnya juga hand by hand, memanfaatkan dunia maya tadi, seperti Facebook, Myspace, lagunya beberapa ada di album “Nowhere To Go”, tapi dengan kualitas rekaman dan segi permainan yang jauh berbeda.
Dalam proses pembuatan album “Nowhere To Go” ini Siapa saja musisi yang membantu?
E: Dalam pembuatan album ini kita dibantu oleh beberapa sahabat kita seperti Andre Harihandoyo bermain gitar di lagu “take me home”, Yandri Krisanto dan Benino sebagai brass section di lagu “ baby its you”, Yusak kosasih bermain piano di “catch the windows”, Yessi Kristianto memainkan sinthetyszer di “take me home”dan “catch the windows”, dan Rendi Raditya Backing vocal di “I don’t remember”, Adyhtya Abandika backing vocal hampir di setiap lagu.
bisa ceritakan tentang tokoh Shane Harden?
R: Shane Harden merupakan anagram dari Endah dan Rhesa yang merupakan tokoh yang memang sengaja kami buat untuk eksperimentasi musik kami, serta perjalanannya di pulau keheningan, ‘silence island’ yang terapung di Samudra Tak Berujung. Shane menginginkan pertemuan-pertemuannya dan perjalanan ini disuarakan dalam bahasa musik melalui medium bernama Femalezone. Medium yang membantu Shane mengaburkan identitas dan menyembunyikan orang-orang yang kisahnya tertuang melalui lagu-lagu di album ini. Kemudian Shane mencoba membangun kontak liniear antara pulau Nowhere dengan dunia nyata melalui (i-dea), identification and data express aread dan dari sanalah semuanya mengalir keluar.
Secara keseluruhan kalian menyebut jenis musik yang kalian mainkan itu apa?
R: Kita memainkan Ballads, karena saya baca dikamus kalau ballad itu music yang bercerita, Sedangkan kita memainkan music yang bercerita. Apapun musiknya itu yang penting bercerita, memang kita memasukkan banyak unsur seperti jazz, rock n roll , country dan masih banyak lagi.
Dinegara kita bisa dibilang tidak umum dengan konsep yang kalian tawarkan, ada kesulitan dalam memainkan dan mempromosikan Endah N Rhesa?
E: Dari segi konsep musik, kita selalu percaya bahwa sesuatu yang tidak biasa itu akan memiliki pasar sendiri, kita tidak pernah khawatir dengan ketidak laziman format ini baik dr segi musik dan formasi kita. Untuk mempromosikan, dari awal kita tidak pernah melihat industri musik Indonesia secara global, di negara kita strategi yang umumnya digunakan oleh para musisi setelah rilis album harus bikin video klip untuk single pertama, sedangkan kita tidak mempunyai budget besar untuk membuat video klip. Satu strategi yang dari awal kita gunakan ialah digital campaigne seperti Facebook, Jauh sebelum rilis album kita sudah rajin invite orang untuk join ke grup dan fanpage kita, dengan begitu memudahkan kita untuk memberikan informasi kepada member kita tersebut. Tidak ada jalan lain, karena radio juga pasti bingung mau memutar lagu kita diprogam apa. Jika di masukkan ke chart Indonesia, lagu kita bukan bahasa Indonesia, masuk ke chart top 40 kita gak sekelas dengan mereka, paling ke chart Indie. Kita tidak memaksa mereka (radio) untuk memutar lagu kita dan kita sangat respect dengan keputusan tersebut. Menurut kita yang lebih penting ialah menguatkan fan base kita sendiri. Orang suka atau tidak dengan apa yang kita mainkan itu kita kembalikan kepada mereka, kita sama sekali tidak memaksa.
Jadi tujuan utama Endah N Rhesa bukan popularitas?
E: tujuan utama kita, kebahagiaan. Kepuasan batin kita dalam memainkan musik. Kondisi apapun selama kita bahagia lahir dan bathin. Apa ada hal yang lebih berharga dalam hidup selain kebahagian?
R: Jadi kalau kita bahagia dan populer, Alhamdulillah. Kita bahagia, populer dan banyak uang lebih bagus lagi. Kalau kita populer dan banyak uang tapi tidak bahagia buat apa? Hal Itu yang seringkali dilupakan orang yaitu kebahagiaan.
Aktivitas kalian selain bermain music?
R: Kita full time musician. Selain itu kita memang ada aktivitas lain seperti Endah menjadi instruktur musik, kalau saya bikin website dan instruktur sound engineer.
Kalian merupakan sepasang kekasih, apakah mengganggu akivitas kalian dalam bermusik?
R: Tentu tidak. Kita tidak pernah ada masalah pribadi, jadi masalah kita adalah musik. Kalau lagi perform tiba-tiba Endah lupa lirik atau tempo nya “ngaco”, atau perbedaan konsep dalam bikin lagu itu baru jadi masalah. Kalo kata Dedi vokalis Andra and The Backbone, kita itu mencampurbaurkan cinta dan pekerjaan, 90 % pekerjaan dan cinta 10 %.
Jika suatu saat kalian mendapat kesempatan untuk bergabung dengan Major Label dengan syarat pindah haluan musik menjadi melayu bagaimana?
E: Oh my god, Jelas gak mau, harga diri itu. Walaupun dengan iming-iming duit 1 milyar pun gak mungkin.
Baiklah bukan melayu, dengan jenis musik lainnya yang bertolak belakang dengan musik Endah dan Rhesa saat ini?
E: Selama tidak ada paksaan untuk merubah musik, kita tidak masalah. Kita berdua adalah orang yang memiliki bargain position yang kuat, ketika major menginginkan kami untuk bergabung dengan, mereka mau tak mau harus menerima konsep yang kita punya. Intinya selama proses kreativitas kita tidak diganggu tidak masalah. Intinya kita tidak mengharamkan Major Label
Seberapa penting idealisme dalam bermusik bagi kalian?
R: Idealisme buat gue itu kesenangan dalam bermain musik. Kalau kita gak mendapatkan kesenangan tersebut berarti kita tidak idealis.
E: Mengutip perkataan seorang teman, setiap orang pasti mempunyai idealisme dan secara tidak sadar ketika kita berbagi idealisme tersebut, ada orang lain dibelahan bumi lain yang membutuhkan idealism kita tersebut. Kita pasti akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki idealisme yang sama. Oleh karena itu kami tidak pernah khawatir dengan apa yang sudah kita ciptakan, kami menyadari apa yang kami ciptakan itu sangat tidak umum. Seperti tadi ada satu teman kita yang mendukung kami dan menghargai kami. Bukan karena dia meminta tanda tangan kepada kami tapi justru lebih kepada apresiasi yang ditunjukkan kepada kita karena kita dan dia memiliki idealisme yang sama.
Harapan Endah N Rhesa terhadap industri musik Indonesia
R: Harapan gue kedepannya buat industri musik Indonesia ini ditujukan kepada 3 pihak yaitu pihak pertama label dan media, band yang terekspos jangan band major saja, maksudnya jangan hanya tersegmentasi disitu saja. Masih banyak band bagus yang belum tereskspos. Buat para para musisi jangan takut untuk bikin sesuatu yang unik dan berbeda. Sekarang semuanya sama, dan berkesan seragam. Sesuatu yang unik itu akan lebih dilihat walaupun tidak sepopuler dengan band dengan jenis musik seragam. Dan buat para pendengar, jangan mendengarkan musik yang itu-itu saja.
E: Setuju dengan endah, kalau harapan saya lebih kepada para pendengar supaya lebih kritis. karena Itu juga menjadi suatu tantangan dan motivasi bagi kita untuk menghadirkan hal yang baru, jika para pendengar kita itu kritis tentunya akan semakin merangsang hasrat kita dalam berkarya.
Obsesi atau keinginan terbesar dari Endah N Rhesa?
E&R: Simple, Kebahagiaan. karena musik itu untuk bahagia.
0 komentar:
Post a Comment