Monday, October 19, 2020

 


10 tahun sudah berjalan, kini waktunya untuk melangkah ke dunia yang baru. Yap, ditulisan kali ini gue akan bercerita mengenai perjalanan gue mengabdi di salah satu unit di Kementerian Hukum dan HAM yang bernama Badan Pembinaan Hukum Nasional. Unit kerja yang sama dengan nyokap mengawali karirnya di Kementerian Hukum dan HAM. Yang berbeda dengan gue cuma pusatnya yang berbeda. Setahu gue, nyokap memulainya di Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum saat itu namanya. Gue memulai karir di sebuah yang pusat yang awalnya bernama Pusat Penyuluhan Hukum. Untuk gue yang tidak terlalu suka (sejujurnya) dengan dunia hukum, pusat ini di mata gue sangat ideal dan ya bisa dikatakan impian gue lah. Dengan kegiatan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Selain itu juga dari sisi dunianya sangat menarik dimata gue, mulai dari pengelolaan website, pembuatan film, dan lain-lainnya yang menurut gue ada keterkaitan dengan latar belakangan pekerjaan gue sebelumnya dan passion gue sebenarnya.

Awalnya itu gue ketemu sama senior gue yang namanya Kristomo. Waktu pas orientasi masih CPNS, ada salah satu pejabat yang ngomong di depan kristomo, “Kris, ini ada si mamet dulunya wartawan,”! kenalan lah gue disana, ngobrol2. Trus ketemu lagi kita di pantry sambil ngerokok & ngopi. Gue kasih liat, mas ini majalah gue kerja dulu nih, di baca deh, ada tulisan gue disitu. Saat itu gue langsung di tanya sama dia, “lo mau bantuin gue gak”, gue jawab “siap mas,”!

Singkat cerita, bergabunglah gue di Pusat Penyuluhan Hukum. Saat itu, gue ketemu senior-senior yang luar biasa menurut gue, ada mas hasan, mbak lia, mas yadi, mas teguh, hanipeh, ella masih banyak lagi deh yang gak bisa disebutkan disini dan tentu saja atasan gue saat itu Kristomo. Banyak belajar gue sama mereka – mereka orang. Mulai dari manajemen kerja, organisasi, media, conten creator dan tentu saja mindset. Mindset dimana yang penting elo kerja dulu , yang lainnya belakangan. Singkat cerita, di tahun 2015 gue mendapatkan rejeki. Diangkat menjadi Kepala Sub Bidang Pengembangan. Sub bidang yang gue duduki dari awal gue mengabdi di BPHN. Di moment tersebut gue coba explore beberapa hal, seperti pembuatan Aplikasi yang bernama Legal Smart Channel dan luhkum.bphn.go.id. gue bukan orang yang pertama kali mencetuskan ide ini, gue coba meneruskan apa yang sudah di konsepkan. Di moment itu, kita mengadakan proses inpassing yang untuk kedua kalinya dan Jabatan Fungsional pertama yang menggunakan Aplikasi dalam proses inpassing!!! How do you think?heheheeh……di moment ini kita dapet rejeki dari pak Menteri yang namanya Penghargaan Dharma Karya Dhika. Selain itu kita explore tuh bentuk2 media komunikasi yang biisa kita berdayakan untuk penyuluhan hukum, kayak dongeng, stand up comedy, narasi tunggal,podcast, infografis dan bentuk lainnya. Saat itu, menurut gue masa indah sekali pisan. Kita di berikan kebebasan untuk explorasi, tapi memang ada pasang surutnya. Oh iya di fase tadi gue punya pimpinan yang bernama Supriyatno. Gue kenal sudah cukup lama, dari gue kecil sudah kenal dengan beliau. Beliau menurut gue seorang pimpinan yang memiliki metode khusus dalam mengelola organisasi. Beliau memperlakukan kita layaknya anak-anaknya, yang berarti dia sudah cukup “senior” heheheehe.

Di tahun 2020, tepatnya di bulan Agustus gue mendapat SK bahwa gue di rolling ke jabatan Sub bagian Humas dan Protokoler. Latar belakang gue sebagai seorang wartawan ternyata membawa gue tahap ini. Pada moment ini gue semakin meyakini, bahwa apa yang kita lakukan kemarin ternyata berdampak ke Langkah kita kedepan. Bukan sok bijak, tapi memang ini fakta, minimal gue sendiri sudah membuktikan itu. Lulus kuliah di tahun 2009, pilihan gue untuk kerja itu cuma dunia media, seperti tv, radio atau majalah. Nyokap sih Cuma bilang yang penting serius aja ngejalaninnya. Sama halnya Ketika gue mulai main band di masa gue SMP, bokap Cuma bilang yang penting serius, pasti ada manfaatnya nanti. Sama hal seperti gue kerja di majalah sebagai wartawan. Gue gak pernah menyangka akan berdampak di fase berikutnya.

Entah apa yang terjadi nanti di fase berikutnya, gue juga belum tahu. Apa yang akan bisa di buat nanti, gue belum tahu juga. Seperti yang selalu gue tanamkan di hati gue, choose your heaven and fight for it, and take a step, don’t stop!!!

Tuesday, August 15, 2017

Till we meet again (2)


Mungkin memory ini tidak akan pernah bisa mengingat saat-saat dimasa foto ini. Hanya bisa mengingat-ingat cerita dari nyokap dan melihat foto-foto gue di waktu kecil. kalau boleh mengutip lirik lagu The Upstairs, sebuah Band New Wave asal Jakarta, "Semua Terekam Tak Pernah Mati".


Masa dimana gue cuma seorang bayi yang bisanya cuma menangis ketika lapar, haus dan bahkan ketika eek sekalipun....  
Tapi dari foto ini gue bisa melihat senyum tulus dan bahagianya seorang mama dalam merawat bayi kecilnya...
Saat itu umur gue kurang lebih 4 bulan dan mama selalu bercerita, kalau saat itu mama lagi sibuk - sibuknya dengan pekerjaannya sebagai seorang PNS di salah satu Kementerian. "Umur mat 3 minggu aja udah mama bawa kekantor," ucap mama yang sering bgt diomongin. 
Lagi banyak banget yang mama kerjain saat itu, salah satunya RUU KUHP yang sudah puluhan tahun hingga saat ini masih dalam proses penyusunannya.
Mungkin sudah ketentuan Allah, Kalau jalan hidup gue harus meniti karir di dunia bahkan lingkungan yang sama ma nyokap yang awalnya gak gue suka sedikitpun.
Yap, kuliah di Fakultas Hukum bukan sama sekali cita -cita gue. Tapi karena bokap ma nyokap Sarjana Hukum, dan sama sekali gak ada kaka gue yang nerusin, so mau gak mau sepertinya dan saat itu gue gak ada pilihan lain, selain nyenengin mereka untuk ambil kuliah jurusan hukum. 
Memasuki dunia Hukum yang awalnya cuma formalitas buat nyenengin orang tua, tapi saat ini sudah menjadi bagian hidup gue yang mau gak mau gue musti nyemplung bahkan tenggelam sekalipun.
Terkadang kita gak tahu, kalo hal yang kita benci sekalipun justru jadi bagian yang terpenting bahkan terbaik sekalipun buat diri lo. Mungkin juga memang intuisi orang bokap nyokap yang akhirnya mencoba mengarahkan gue untuk jadi seperti mereka. 
Gue pun masih inget, betapa histerisnya mama tanggal 6 Desember 2009, nerima telpon dari orang Kementerian yang bilang kalo gue berhasil lolos jadi PNS. Karena awalnya, nama gue gak ada di pengumuman. Di telepon, orang itu bilang kalau gue berhasil masuk karena, ada CPNS yang lolos tes tapi memilih untuk ngundurin diri, jadinya peringkat gue dan beberapa pendaftar lainnya bisa naik.
Padahal, saat itu gue udah kerja jadi wartawan musik di sebuah majalah seni sosial. Profesi, yang mungkin juga tidak pernah terbayangkan oleh gue akan gue jalani dan saat itu gue baru merasa bahwa ini jalan hidup yang emang gue mau. Gue kerja di dunia yang emang gue cintai sejak lama, namun akhirnya gue harus memilih profesi yang ....ya bisa dikatakan gimana ya...ya gitu lah. 
Nyesel? ya jelas gak lah....karena melihat mereka senyum bangga karena anaknya mengikuti kemauan mereka itu udah lebih dari cukup, dan gue yakin jalannya akan selalu ada....  
Memang, keyakinan gue akan "jalannya selalu ada" itu memang terbukti benar. Prinsip yang selama ini gue yakini bahwa, "lakuin yang perlo lakuin, maka semua akan mengikuti dengan sendirinya" pun terbukti benar. Mungkin ini yang namanya Ridho Orang Tua ya itu Ridho Allah.
Sudah lebih dari 2 minggu, mama gak ada. Banyak banget cerita yang pengen dishare kemama seperti biasanya mama yang selalu excited buat dengerin cerita gue. Apapun, ya cerita apapun, mama akan selalu exited untuk dengerinnya. Mama pun akan selalu meluangkan waktu untuk dengerin semua cerita itu. Walaupun, terkadang justru mama yang tiba-tiba mendominasi pembicaraan, sampe gue musti ngerem dan bilang, "dengerlah dulu cerita Mat nih".
Gak jarang apa yang gue ceritain menjadi satu diskusi dan perdebatan...
Sesekali kita pun "Sepakat untuk tidak sepakat".
Tapi ya itu lah, disitu seninya dari sebuah komunikasi. Bahkan, komunikasi antara ibu dan anak sekalipun tidak selamanya berjalan mulus. selalu saja ada perbedaan pendapat. Kalau lempeng-lempeng aja ya gak asik juga....hehehehehee....
Dalam kondisi apapun, mama selalu menjadi teman diskusi yang mengasyikkan dan menyenangkan.
Dalam perjalanan hidup gue, mama juga yang selalu ngingetin gue untuk selalu punya prinsip yang benar selalu benar, dan ketika kita salah, akuin Kita salah.Tapi terkadang kita perlu mengalah, bukan berarti kalah, namun mengalah untuk membuka jalan kebaikan lainnya. 

Mama, yang selalu nunggu gue pulang kerumah, semalam apapun itu.
Mama, yang selalu nunggu gue pulang kantor, dan selalu menunggu moment untuk makan malem bareng.
sebenarnya cuma pengen ada waktu untuk ngobrol sama anaknya.... Anak Bontotnya yang udah segede gaban gini, tapi masih juga terkadang di perlakuin kayak anak kecil.


Till we meet again....

My mom, my mentor, my best friend....

Hj. Yusrida Tara, S.H., M.Hum. 




Till we meet again mom




Sore itu, Masjidil Haram memang lebih ramai dari malam sebelumnya...kita memulai ritual Tawaf kurang lebih setelah ashar karena kita mengejar maghrib di masjid dan berharap menjelang Isya sudah selesai dan bisa makan malam bersama di hotel... Namun Allah berkehendak lain...kami tidak bisa melakukan ritual Tawaf di lantai 1 sehingga kami sedikit berputar dan kucing-kucingan sama laskar yang sedang berjaga...kami sedang tidak beruntung sore ini, dengan langkah sedikit berat kami naik kelantai 2...
Memang lantai 2 jauh lebih lenggang dibanding lantai 1 tapi lingkarannya jauh lebih besar, sehingga otomatis durasi Tawaf dan Sai jauh lebih lama dan jarak tempuhnya pun jauh lebih panjang....
Seperti biasa, saya mendorong Kursi Roda dan mama yang membacakan doa....kolaborasi yang sangat luar biasa terjalin antara ibu dan anak....derap langkah yang awalnya agak lebih cepat lama-lama pun mulai melamban.... 

Letih mulai terasa.... 
Sesekali beliau menanyakan, "Capek mat?" jawaban gue pun variatif...mulai dari "gak kok", "lumayan" sampe Akhirnya "capeeee bangettttt maaaaaa"....
Saat itu beliau sambil tertawa kecil cuma bilang, "itu baru sekali Mat nyikut perut mama waktu mama Hamil Mat...."beliau pun mulai bercerita tentang sebuah kisah di Jaman Rasulullah. Ada sahabat yang bertanya," ya rasul, apakah kalau saya gendong ibu saya sekalipun ketika umrah, apakah saya sudah bisa membalas jasa beliau?" Rasulullah pun menjawab, "Tidak itu baru sekali kamu menyikut perut ibumu ketika mengandung kamu, pernahkah kamu menghitung berapa kali kamu menyikut perut ibuuumu tanya rasul?" Lalu sahabat tersebut pun diam seribu bahasa....

Jadi intinya, tidak bisa sedikit pun kita bisa membalas jasa ibu kita, walaupun kita berikan harta dan kemewahan dunia sekalipun.....
Malam itu mungkin Allah sengaja, menempatkan gue dalam situasi harus Tawaf dengan durasi yang sangat panjang, karena memang tidak akan ada kesempatan lagi buat gue untuk melakukan ibadah umrah sama nyokap, tidak ada lagi kesempatan buat gue untuk mengabdi sama nyokap di Tanah Suci....

Hanya saat itu dan tidak akan pernah terulang lagi .....

Till we meet again....

My mom, my mentor, my best friend....

Hj. Yusrida Tara, S.H., M.Hum.

Saturday, April 30, 2016

Umar Al-Gibran Abdillah

postingan sebelumnya itu berjudul " DEwasa Datang Terlambat Kali Ini" bisa di klik link berikut http://mametzdamnedlove.blogspot.co.id/2015/07/dewasa-datang-terlambat-kali-ini.html memang di buat spontan dan tanpa ada niatan sedikitpun untuk menulis kala itu. tulisan itu sebenarnya merupakan salah satu pemikiran yang tihba-tiba saja timbul secara spontan di kepala gue mengingat saat itu gue baru saja memiliki anak 1. lalu, kurang lebih seminggu kemudian setelah gue nulis tulisan itu, siti ngabarin kalau dia iseng test pack dan ternyata hasilnya garisnya dua. artinya dia positif hamil, menurut si test pack. tapi gak cuma 1 test pack yang dicoba, mungkin udh ada sekitar 3 atau 4.
okay, pas gue di kasih tau langsung deh mutusin, sore nanti pulang kantor kita kerumah sakit ya untuk ngechek kebenarannya, hamil atau gak. di rumah sakit, pas di check ternyata belum kelihatan sama sekali sama si dokter apakah ada janinnya atau tidak, tapi yang pasti kantong rahim sudah terbentuk. kantong rahim sih menurut gue udh pertanda postifi bahwa siti hamil..hahahahaa.....tapii dokter bilang kalo kita disuruh balik lagi dua minggu kemudian.
singkat kata, ya memang siti hamil anak kedua, dan saat ini si kecil pun sudah lahir. bayi lelaki bernama Umar Al-Gibran Abdillah.



Umar, kalau menurut sejarah Islam merupakan salah satu sahabat rasulullah yang dikenal dengan nama Umar Bin Khattab terkenal akan keberaniannya. bahkan, langkahnya pun membuat para setan berlarian.
Gibran, ada beberapa arti dari nama Gibran, bijaksana, penengah, paling pandai. kebetulan gue suka dengan pujanggga ternama Khalil Gibran, jadi tidak salah rasanya kalau memakai nama Gibran.
Abdillah, yang menandakan bahwa anak ini menjadi salah satu penerus klan Rachmat Abdillah. kelak anak ini akan membawa nama ayahnya dan smoga kelak ia bisa menjaga nama baik klan Abdillah.

Banyak hal yang belum sempat di tulis disini. mungkin kelak kalau ada waktu senggang akan dituangkan beberapa tulisan perjalanan hidup gue saat ini....


cheers


Sunday, July 5, 2015

Dewasa datang terlambat kali ini

Menjadi seorang ayah bukan lah sebuah pilihan.....yap, kata-kata itu melayang terus di kepala gue sehari ini....iya, kita gak bisa memilih untuk urusan yang satu ini. Kita bisa memilih untuk jadi dokter, pengacara, musisi bahkan pengangguran sekalipun. 100 % penuh hak ada di kita untuk memilih tinggal Allah kasih jalan bagi kita untuk menuju pilihan tersebut. Tapi menjadi seorang ayah bukan lah sebuah pilihan. Melainkan anugerah....Kita sebagai laki-laki diberikan kepercayaan untuk menjadi ayah dari anak-anak kita. Hal ini merupakansebuah tanggung jawab yang begitu besar....akan seperti apa kita cetak nantinya anak kita, ya tergantung dari didikan kita.....setelah kita tua nanti, kita akan melihat hasil didikan kita itu akan menjadi seperti apa nantinya. kata nyokap gue, kita gak bisa samain hasilnya antara anak yang satu dengan yang lainnya. karena kita pun akan membesarkannya dengan cara yang berbeda. kondisi yang berbeda pun tentu akan memberikan perbedaan dalam pola asuh kita....perbedaan pola asuh tentu akan beda juga nanti hasilnya.

agak sedikit serius ya tulisan gue kali ini. ya mungkin ini dipengaruhi sama lingkungan kerja gue yang sifatnya memang serius dan juga kehadiran anak di hidup gue juga menjadi salah satu faktor juga. ada beberapa tulisan yang gue baca yang menceritakan pengalaman hidup seseorang. Mudanya mohawk, pemabuk, urakan, dan disaat punya anak berubah drastis. Terkadang hal-hal yang dulu kita lakukan itu kita tidak memikirkan dampaknya bagi kita apa. Pendek pikiran kita saat itu....tapi sekarang sudah jauh berbeda, mau ini langsung keinget anak, mau itu keinget anak. nanti anak gue komentar apa kalo gue rambut gue mohawk. Nanti anak gue komen apa kalo gue pulang kerumah mulut bau dan mata merah.....atau nanti anak gue komentar apa yah kalo gue bikin tulisan yang aneh-aneh....justru terkadang dewasa itu datang begitu terlambat ya....disaat kita dituntut untuk matang kita baru sampai pada tahap dewasa.....


Friday, June 13, 2014

Anak itu bernama Ghazi

* foto Ghazi di usia 3 bulan


Kesenangan maupun kesedihan selalu berjalan berdampingan. Hal ini kami rasakan betul di masa awal kelahiran Ghazi. sedikit flashback ke belakang. Tanggal 7 Desember 2013 Ghazi hadir di tengah-tengah saya dan istri dalam keadaan sehat dan lengkap. hal ini memberikan kebahagiaan yang begitu besar bagi kami. Keesokan harinya Ghazi pagi-pagi sudah bergabung dengan kami di kamar di Rumah Sakit. Tidak lupa saya sebagai ayah mentasnik Ghazi seperti apa yang di lakukan Rasulullah SAW, yaitu mengunyah sebuah Kurma dan menempelkan hasil kunyahan tersebut di langit-langit mulut Ghazi. Ada beberapa pendapat mengenai manfaat dari tindakan ini, yaitu bayi yang baru lahir membutuhkan kadar gula bagi tubuhnya, karena bayi yang baru lahir kekurangan banyak cairan dan membutuhkan kadar gula untuk menambah energi, untuk itu Kurma merupakan buah yang memiliki kadar gula yang tinggi dan bisa menambah kadar gula dalam tubuh dalam waktu relatif singkat.
hari kedua  dirumah sakit, Ghazi mulai tidur bersama kami. yap, babak kehidupan baru dimulai....kita harus siap bangun di tengah malam untuk nyusuin Ghazi. awalnya agak kaget juga dengan pola seperti ini. kita belum tau setiap berapa jam dia harus bangun dan menyusui. jadinya, setiap kita mau ketiduran, ghazi bangun. ghazi udh ketiduran, kita gak bisa langsung tidur. kita baru mau ketiduran ghazi kebangun lagi, hal ini terulang beberapa kali dalam semalam. Siti yang belum bisa bangun dari kasur , Cuma bisa duduk dan tiduran aja, sedangkan yang bolak balik ini itu gue. hari ketiga, suster mulai nyuruh siti untuk belajar jalan pelan-pelan. Jadi, gue selain ngurusin bayi kecil , juga ngurusin bayi gede...hehehehe....mandu siti untuk ke toilet, belajar jalan, paling apes kalo dia blg mau pipis gak taunya malah pup....hihihihiihi,,,,,,,,kena zonk deh gue......hari ke-4, ghazi udah boleh pulang dr rumah sakit. rasanya seneng banget, akhirnya Ghazi pulang ke rumah.....karena Tok Ayah ada rencana pulang ke jakarta, kita pun pulang ke rumah yangti, tapi sebelumnya mampir dulu ke rumah nenek ngambil barang-barang yang perlu di bawa. sebelum pulang, kita di lepas sama suster-suster di rumah sakit, katanya yang sehat ya ade bayi, ibunya juga semangat untuk ngasih ASI...jangan nyerah.....
hari ke -7, alhamdulillah, ada sedikit rejeki, kita adain acara kekahan kecil-kecilan.....alhamdulillah, statusnya Ghazi udah gak ngambang. karena menurut sumber yang gue baca, anak itu harus di akikah. minimal 7 hari setelah kelahiran. kalau anak laki-laki, harus meng – akikah 2 ekor kambing, kalau perempuan 1 ekor kambing. daging kambing tersebut harus di bagikan dan dinikmati bersama oleh si orang tua dari si anak yg adi akikahkan. karena ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa org tua yang mengakikahkan tidak boleh menyantap daging akikah yang sudah di olah menjadi masakan. setelah si anak tersebut di akikahkan, maka status si anak sudah tidak mengambang lagi....begitu katanya, tapi masih agak gak ngerti sih maksudnya ngambang itu bagaimana....
hari ke-8 ghazi pulang ke rumah nenek...hore,,,,,ghazi pulang ke rumahnya, tidur di kamar yang udh kita siapin untuk ghazi. kamar yang tadinya katanya kamar iblis, sekarang udah disulap jadi kamar bayi yang nuansanya manis sekali, perpaduan warna peach dan biru muda membuat kamar ini terasa sejuk. Ditambah dengan adanya perabotan bayi yang menambah kesan bahwa kamar iblis tadi sudah berubah menjadi kamar bayi...heheheheh
hari ke-10 Ghazi kita bawa kerumah sakit, karena  memang peraturannya 7 hari setelah pulang dari rumah sakit Ghazi harus  di cek kondisinya. Pagi itu Ghazi terlihat agak rewel, gak kayak biasanya. maunya di gendong aja....setiap ditaro, langsung nangis. kenapa sih Ghazi, kok rewel betul....apa jangan2 bau tangan yah, pikiran kita waktu itu...sesampainya di rumah sakit ghazi ditimbang, berat badannya turun drastis, hampir 20%. Agak shock kita dengernya, kok drastis amat turunnya, emang sih kita ngerasa badannya kecilan setelah dia plg dr rumah sakit, tapi karena kata org bayi baru lahir itu beratnya pasti turun, makanya kita biasa aja. pas di periksa dokter, jawaban dari dokter lebih nakutin. kita bilang, Ghazi blm pup dr 7 hari.Hah????ada yang salah ini, beratnya juga turun drastis banget...ada yang salah ini.....saya gak tau itu apa tapi anak ini harus di rawat, hari ini juga...terserah mau dirumah sakit mana, tapi harus segera di tangani...kita cek jadwal dokter anak di Omni, hari itu gak ada jadwal, jadinya kita minta referensi rumah sakit yang menangani kasus bayi baru lahir. dokter menyarankan ke dokter XXX di Rs. XXX. pas kita telepon rumah sakit tersebut, kita cek jadwal, ternyata beliau ada praktek sore ini. kita langsung daftar dan meluncur kerrumah sakit tersebut. sesampai disana, ghazi langsung disusuin sm ibunya. gue ngurus2 prosedur pendaftaran pasien baru. lumayan lama kita nunggu, ghazi keliatan agak lemah sore itu. pikiran udah kemana-kemana waktu itu, kita gak tau apa yg menyebabkan berat badan ghazi bisa turun sedrastis itu. Padahal Ghazi selalu disusuin di sesuai jamnya, dan menurut gue asinya cukup karena ghazi selalu menyusui sampe ketiduran sepenglihatan gue. sehabis maghrib kita udh di ruangan dokter, dengan 2 pasien lainnya. Dokter nanya, berat lahirnya brp dan berat di a skrg berapa, pas di kasih tau dia kaget, dia bertanya, “rusak gak timbangan di sana”?, gue bilang ya gak dok. ya udh, anak ini harus di rawat malam ini juga, kita gak usah tunggu-tunggu lagi....semakin kacau pikiran malam itu. gue langsung urus-urus administrasi dan malam itu juga Ghazi di rawat di ruang Nicu, dan kita cuma bisa nunggu di ruangan tunggu. pas denger kata dokter Ghazi sakit, dunia rasanya mau runtuh. Baru kemarin kita ngerasa senang dan bahagia, hari ini kita denger kabar kalo anak kita bermasalah/sakit. speechless gue seketika. Gak mau berandai-andai...takut mikir kejauhan, apa ghazi bakalan sehat, apa ghazi bakalan sembuh, membaik atau semakin parah kondisinya...jam 10 gue ma siti keluar sebentar untuk beli makanan, trus di telepon dari rumah sakit kalau ghazi musti pake alat bantu berupa selang ke lambung melalui mulut untuk minum. “Ya Allah, separah itu kah kondisi Ghazi”? batin gue dalam hati. gue juga gak mau terlihat cemas yang berlebihan di depan siti, kalo gue lebay yang ada dia makin panik, jadi gue berusaha setenang mungkin menghadapinya. sampe rumah sakit baru dijelasin fungsinya alat tersebut, dan ghazi juga langsung di kasih susu formula. malam itu, gue ma siti tidur di ruang tunggu beralaskan karpet. Alhamdulillah, kita bisa tidur malam itu, karena kondisi fisik memang udh capek karena dari pagi kita udh keluar rumah , dan malam sebelumnya juga udah kurang tidur.
Besok paginya, jam ½ 6 gue langsung ke ruang NICU, untuk liat kondisi Ghazi. Kata suster, berat badannya udah nambah dan gak sengaja gue ketemu dokternya yg lagi visit pasien. dokternya juga belum tau apa penyebabnya, jdinya tunggu aja yah, katanya dan juga nanti malem dokter gizinya mau visit. kita tunggu sampe malem , jam ½ 10 dokter baru visit. dia interogasi kita berdua. hasilnya, indikasi awal dari ghazi ialah alergi, karena kita berdua emang ada alergi. trus kita bilang, setelah di kasih susu formula dr rumah sakit, memang badannya terlihat lebih seger tapi jadi ada bintik merah di kepalanya, langsung di kasih susu formula non sapi untuk ghazi. Selain itu, Siti juga harus puasa, dalam artian, puasanya itu nahan konsumsi jenis makanan yang di larang bagi anak alergi. Karena reaksi makanan tersebut akan megalir dari ASI yang di konsumsi Ghazi.
Beberapa hari dirumah sakit Kondisi Ghazi semakin membaik, berat badannya sudah mendekati berat lahir, bintiknya juga sudah hilang, terlihat lebih segar. Selang yang digunakan untuk kelambung juga sudah di pindah ke hidung, karena Ghazi juga harus belajar minum sendiri bisa memalui botol atau nenen langsung. Dalam sehari Ghazi harus minum 8 kali sebanyak 90 ML. Selain itu juga kita harus bisa menggunakan alat tersebut supaya ketika kita pulang nanti kita bisa menggunakan alat tersebut. karena kita gak akan dikasih pulang oleh rumah sakit kalau belum bisa menggunakan alat tersebut. Karena intinya Ghazi dirumah sakit itu hanya untuk minum susu. Jadi buat apa bayar mahal biaya kamar dan jasa dokter kalau kita sudah bisa menggunakan alat tersebut. jadi kita memang harus rawat jalan.
8 Hari kita dirumah sakit, akhirnya kita pulang kerumah Yangti, dengan alasan makan siti juga bisa lebih terkontrol.  sepulang dari rumah sakit Ghazi masih harus menggunakan alat bantu tersebut untuk minum, supaya dalam keadaan tertidur pun masih ada asupan yang masuk bagi tubuhnya. Gue dan siti gantian jagain ghazi dan siapin susunya. berapa hari dirumah, mungkin ghazi gak betah dengan selang yang masuk kedalam hidungnya, jadi jam 5 pagi kita udah bangun ceritanya nih, ghazi lg di nenenin dulu sementara, jd kita juga ngajarin ghazi supaya gak tergantung dengan alatnya, kita usahakan ghazi nenen langsung atau dengan botol. jam ½ 6 selesai di nenenin, ternyata selangnya copot dari hidung....mungkin dia merasa tidak nyaman, gue saat itu udah siap kekantor. langsung lah kita berangkat kerumah sakit untuk pasang alat itu lagi. 2 hari kemudian kita check up ke dokter gizinya, kita bilang kalau ghazi udh bisa minum dari botol dan berat badannya juga udh bagus, udh diatas berat lahirnya...akhirnya dokternya pun nyuruh suster supaya lepas selangnya dan Ghazi pun sudah bisa bernafas dengan lega.
Alhamdulillah, saat ini Ghazi sudah berusia 6 bulan. Perkembangannya cukup baik sampai saat ini. beberapa waktu yang lalu juga Ghazi sudah mulai kami berikan makanan pendamping ASI. Sejauh ini perkembangan Ghazi cukup baik, dari berat badan, panjang badan, lingkar kepala, selain itu juga semakin banyak kepintaran yang sudah dia perlihatkan, seperti mengoceh-ngoceh, berteriak, meraih sesuait, memegang sesuatu, guling-gulingan, belajar merangkak, bahkan dia sudah bisa akting berpura-pura nangis di depan ayah ibunya....hehehehe
Sesuai dengan namanya, Ghazi yang artinya pejuang. Allah langsung kasih cobaan kepada ghazi dan orang tuanya. Ghazi di kasih cobaan berupa penyakit/permasalahan dan alhamdulillah Ghazi bisa berjuang dalam menghadapi penyakitnya tersebut.


Jikalau kamu dewasa nanti nak dan ada kata-kata kami yang menyinggung perasaan mu, atau kami melarang kamu untuk melakukan suatu hal, baca kembali tulisan ini nak, kelak kamu akan mengerti itu semua.....

Love u Ghazi....