Saturday, February 27, 2010

29 januari 2010

Disuatu siang di sebuah lapangan dimana sejauh mata memandang hanya terdapat tanah dan pemandangan hijau yang terbentang luas. Cukup lama saya tidak berkunjung ketempat ini, perubahannya sedikit lebih memanjang kebelakang dan rumputnya pun semakin tebal. Semakin ramai penghuni disini. Saya pun mulai duduk di pinggiran setelah melihat keadaan, dan saya mulai berbicara.
Me: Apa kabar? Lama tidak bersua dan berbincang-bincang…
…..:….
Me: Baiklah, saya akan lebih banyak berbicara, jauh sebelum tubuh saya sebesar ini saya yakin anda lebih banyak berbicara kepada saya dan saya hanya bisa melihat, mendengar dan tertawa dengan perilaku lucu yang diperlihatkan. Begitu banyak moment penting yang dilewatkan selama 2 tahun terakhir ini, bisa dilihat saya sudah memangkas rambut saya seperti yang selalu anda minta. Seperti janji saya di tahun 2004 saya tidak akan memangkas rambut saya hingga saya menyelesaikan studi saya. Di awal 2009 saya penuhi walaupun di tahun tahun 2008 anda sudah menagih kepada saya. Sedikit terlambat tapi pada akhirnya saya menyelesaikan tanggung jawab saya. Sehabis saya sidang pun saya berkunjung kesini, begitu juga sehabis saya di wisuda. Bersama mama dan uda jerry. Sayang sekali anda tidak melihat saya di wisuda, mungkin saat itu saya akan melihat senyum penuh kebanggaan tersungging di bibir anda. Walaupun saya tidak pernah melihatnya, saya masih bisa membayangkan dan merasakan kebanggaan yang terpancar dari wajah anda. Saat ini status saya sudah menjadi seorang pekerja, seorang pekerja yang mewarisi semangat anda sebagai seorang pekerja keras. Saya yakin itu. Walaupun saat ini bukan dibidang sesuai dengan pendidikan saya, namun saya yakin anda akan menghargai apa yang saya lakukan. Seperti biasa anda selalu mendukung apa yang saya lakukan walaupun ditengah jalan anda selalu memperingatkan saya dengan apa yang saya lakukan agar saya tidak salah jalan. Ternyata hidup seperti ini, satu hal yang selalu saya sayangkan, saya tidak bisa berbagi dengan anda mengenai fase hidup saya di tahap ini. Tapi ini bukan penyesalan ataupun suatu keluhan yang membuat saya menjadi lemah dan cengeng. Sama sekali tidak ini hanyalah ungkapan dari seorang anak lelaki yang rindu berbincang-bincang dengan ayahnya. Rindu berbagi dengan seorang ayah, rasa rindu yang sangat wajar dialami oleh seorang anak lelaki terhadap ayahnya. Walaupun saya sering berdebat dengan anda tapi saya rindu kebersamaan yang terjalin saat itu. Dua tahun sudah. Saya masih ingat detik-detik dimana saya membisikkan kata-kata semangat agar anda tetap bertahan hingga akhirnya sebuah kotak di samping anda mengeluarkan bunyi panjang disertai garis lurus tanpa henti dan dokter mengucapkan kata-kata yang sejujurnya tidak pernah ingin saya dengar. Tak lama isak tangis terdengar di sebelah saya, isak tangis seorang wanita berumur 61 tahun, isak tangis dari seorang istri yang rindu dengan setengah jiwanya yang telah pergi, isak tangis dari seorang ibu yang biasa saya panggil mama...
Kematian tidak hanya meninggalkan kesedihan bagi yang ditinggalkan, akan tetapi juga memberikan kekuatan agar bisa bertahan dalam memperjuangkan hidupnya tanpa tergantung dari pihak lain. Karena pada dasarnya kita hidup sendiri namun ditemani oleh orang-orang yang dihadirkan untuk saling berbagi dan berjuang untuk kehidupannya secara pribadi. 2 tahun merupaan waktu yang sangat singkat namun terasa panjang sekali, rasanya baru kemarin saya diantar pergi ke sekolah oleh anda untuk menuntut ilmu dan baru kemarin rasanya saya mengantarkan anda ke peristirahatan...anda sosok pria yang selama ini saya  panggil papa...


Miss you so much papa….

Sunday, February 21, 2010

...

saya butuh istirahat

Tuesday, February 16, 2010

reportase ARCH ENEMY tanpa revisi...

Arch Enemy Asian Tour 2009-28 Oktober @Tenis Indoor Senayan, Jakarta
Konser yang didedikasikan kepada para metal militan
Kurang lebih setahun metal head indonesia harus menunggu kedatangan sebuah band melodic death metal asal swedia dengan vokalis seorang wanita ini setelah penundaannya. Arch Enemy dibentuk pada tahun 1996 dan telah menghasilkan delapan album. Band yang terdiri dari Angela Gossow (Vokal), Michael Amott (Gitar), Christopher Amott (Gitar), Sharlee D’Angelo (Bass), dan Daniel Erlandsson (Drum) ini berkunjung ke Indonesia dalam rangkaian Asian Tour 2009 yang diadakan di Tenis Indoor Senayan, Jakarta. Event ini di promotori oleh Solucites sebagai dedikasi mereka terhadap scene metal Indonesia. Pukul 19.00 venue telah ramai oleh pria maupun wanita berbaju hitam-hitam, ketika gate dibuka mereka pun dengan tertib memasuki venue. Malam itu konser dibuka oleh penampilan dari sebuah band black metalicore asal Jakarta Timur bernama Melody Maker. Dalam event ini pemilihan opening act melalui proses audisi terlebih dahulu. Satu point positif dari sistem tersebut ialah Solucites selaku promotor memberikan kesempatan terhadap band-band muda yang berpotensial. Malam itu mereka berhasil membuktikan kepada Arch Enemy dan Psycroptic bahwa Indonesia memiliki band metal yang dapat menancapkan taringnya. Setelah Melody Maker tiba waktunya Psycroptic, sebuah band yang Dibentuk di Hobart, Tasmania, Australia pada tahun 1999 yang terdiri dari Cameron Grant (Bass), Dave Haley (Drums), Jason Peppiatt (Vocals), Joe Haley (Guitars). Secara musikal mereka kental akan nuansa hardcore dan technical death metal yang groovy. “Semoga ini menjadi awal dari persahabatan scene metal Indonesia dan Australia“, ujar sang vokalis. Setelah main di Jakarta mereka akan melanjutkan dengan rangkaian tour di beberapa kota di Indonesia seperti Bandung (29 Oktober), Solo (31 Oktober), Malang (1 November), Bali (4 November) bersama Burgerkill dan Nemesis.
Pukul 21.30 tepat mulai terdengar intro yang menandakan bahwa Arch Enemy telah siap untuk melancarkan aksinya, satu persatu personel arch Enemy memasuki stage dan tanpa banyak basa basi mereka langsung menghajar dengan “Blood On Your Hands“, ”Ravenous“, sebagai pembuka. Menjelang ”Taking Back My Soul“, Anggela Gossow sang vokalis baru menyapa para penggemarnya, ”Jakarta, you guys are fucking rock tonight“, yang direspon oleh crowd dengan salam tiga jari di udara. Malam itu performa mereka sangat luar biasa, sang vokalis memang terkenal energic dan tidak banyak basa basi ini bernyanyi dengan karakternya yang sangat khas yaitu scream dengan deep growl dan headbang sambil bernyanyi. Kedua gitaris mereka pun bermain dengan sangat sempurna malam itu dengan melodi yang mereka mainkan secara bergantian seolah masing-masing ingin memperlihatkan kemampuan mereka dalam penguasaan instrumentnya. Koreografi yang mereka tampilkan menimbulkan kesan bahwa mereka sudah matang dalam menangani sebuah konser. Setelah memainkan ”revolution Begins“, sang drumer Daniel Erlandson memperlihatkan kepiawaiannya bermain drum secara solo dan mengakibatkan decak kagum dari crowd. Setelah memainkan 13 lagu malam, satu persatu personel turun dari stage dan lampu dipadamkan. Merasa kurang puas, crowd pun meminta mereka untuk memainkan beberapa lagu. Satu persatu personel memasuki stage dan sang vokalis berteriak,“one for all, all for one, we are strong, we are one...NEMESIS“, serentak crowd kembali berdansa liar saling membenturkan tubuhnya, headbang dan membentuk circle pit. Sekitar dua lagu dibawakan dan setelah usai masing-masing personel melepaskan instrumentnya dan berbaris dibibir panggung dan melakukan salam penghormatan sebagai bentuk penghargaan terhadap crowd karena telah menjadi bagian dari konser malam itu.

tulisan aslinya di publikasikan oleh FAR MAGAZINE dan sudah di revisi, ini tulisan yang belum direvisi.